Buku Klasik
Jaka Tarub Mencari Cinta
![]() |
Jaka Tarub |
Dikisahkan ada tujuh bidadari yang datang ke sendang untuk mandi dan membersihkan diri. Jaka tarub datang dan melihatnya. Ia mengambil salah satu selendang bidadari tersebut.
Para bidadari terkejut ketika mendengar tapak kaki manusia mendekat. Mereka langsung terbang satu persatu. Satu bidadari masih tertinggal, Nawang wulan. Teman-temannya berjanji akan menjemputnya kembali secepatnya.
Jaka mendekat lalu berkenalan dengan Nawang wulan. Ia menawarkan bantuan kepadanya. Jaka memberikan pakaian ibunya untuk Nawang. Sedangkan pakaian Nawang sendiri telah dia sembunyikan.
Jaka mengajak Nawang untuk tinggal di rumah ibunya. Nawang kemudian diperlakukan seperti anak sendiri oleh Ibu Jaka. Begitu juga Jaka, dia sangat menyanyangi Nawang.
Nawang menikah
Pada suatu hari, Jaka meminta Ibunya untuk melamar Nawang. Namun, Nawang masih ragu untuk menikah dengan seorang khalif. Khalif adalah sebutan untuk penduduk di bumi.
Singkat cerita, Nawang menerima lamaran tersebut. Jaka dan Nawang kemudian menikah. Dari pernikahannya, Nawang melahirkan anak perempuan yang diberi nama Nawangsih.
Nawang masih berharap teman-temannya datang menjempunya. Setiap malam, Jaka lah yang menunggu teman-teman istrinya di sendang, akan tetapi hasilnya nihil. Jaka sangat menyanyai Nawang. Ia sangat berharap Nawang bisa hidup bahagia. Disisi lain, Jaka juga tidak ingin Nawang meninggalkannya.
Kembali ke khayangan
Jaka merasakan bahwa pernikahannya dengan Nawang membawa berkah. Setiap tahun panennya selalu berlimpah, bahkan saat musim paceklik. Begitu juga anggapan masyarakat sekitar.
Suatu hari, Jaka heran karena padi di lumbungnya tak habis-habis. Padahal setiap hari padi itu selalu ditanak. Lalu, Ia pergi ke dapur dan membuka tungku. Jaka terkejut karena selama ini Nawang hanya menanak satu butir padi.
Nawang tiba di rumah setelah mengambil cucian di sungai. Jaka menegur Nawang karena ia menggunakan sihir. Setelah kejadian itu, Nawang pun tak bisa lagi menggunakan kekuatannya.
Hari itu pun tiba, ketika Nawang menemukan selendangnya. Nawang tak sengaja melihat selendangnya ketika hendak mengambil padi di lumbung. Jaka pun telah berjanji tidak akan melarang Nawang untuk pulang ke khayangan, jika selendangnya ditemukan.
Nawang tidak marah kepada suaminya. Nawang pun akhirnya pergi ke khayangan. Lalu, ia berjanji akan datang kembali untuk Jaka dan Nawangsih. "Percayalah, kakang. aku akan kembali!”.
Jaka menyusul
Penantian Jaka tak kunjung usai. Ia sudah terlalu lama menunggu kedatangan istrinya. Jaka lalu pergi ke puncak gunung tertinggi di pulau Jawa. Kakek tua memberi tau disanalah pintu masuk menuju awang-awang. Jaka berpikir untuk menjemput Nawang wulan.
Singkat cerita, Jaka sudah sampai ke puncak gunung dan bertemu dengan seekor burung Garuda. Jaka dan burung garuda lalu terbang ke khayangan. Jaka tak sabar untuk bertemu dengan istrinya.
Di sisi lain, Nawang wulan resah karena akan dijodohkan oleh orang tuanya. Bapak Ibunya telah berjanji di sungai Muara janji. Siapa saja yang pertama kali berhasil menemukan Nawang, kalau laki-laki akan dijadikan menantunya, dan perempuan akan dijadikan anak.
Sungai Muara Janji adalah sungai yang sakral. Jika janji tidak ditepati maka akan terjadi bencana besar yang menimpa penduduk awang-awang.
Perang
Jaka telah sampai di tengah hutan awang-awang. Dia berencana pergi ke Pendopo agung. Para prajurit khayangan telah bersiap untuk berperang melawan khalif yang datang. Perang pun terjadi.
Pada hari pertama, Jaka berhasil mengalahkan dua ratus prajurit khayangan. Jaka dibantu oleh pasukan burung yang dipanggil oleh garuda. Jaka juga dibantu oleh pasukan monyet yang setia.
Pada hari selanjutnya, prajurit khayangan mengerahkan seluruh kekuatannya. Jaka dan pasukannya berhasil dikalahkan. Burung garuda terluka akibat panah yang menancap di sayapnya. Jaka pun ditangkap dan dipenjara.
Di sisi lain, calon suami Nawang sedang merenung. Pangeran Samirana telah mengetahui bahwa hati Nawang telah dicuri oleh seorang khalif. dan khalif itu telah datang untuk menjemputnya.
Samirana kemudian menulis diatas kertas. Pertama, dia menikah dengan Nawang, dengan konsekuensi hati Nawang tak mungkin ia dapatkan. Kedua, Nawang tetap dengan sang khalif, konsekuensinya Nawang akan bahagia, tetapi penduduk khayangan akan tertimpa musibah.
Hari Pernikahan
Pada hari itu, Nawang dan Samirana telah berada di Pendopo agung. Mereka berdua akan melangsungkan pernikahan. Para tamu telah hadir menyaksikan.
Ditengah-tengah acara, Pangeran Samirana berdiri lalu berkata, “Pernikahan ini akan mendatangkan bencana!”. Orang-orang pun bingung dan khawatir.
Samirana berdalih bahwa janji Bapak Ibu Nawang telah keliru. Ia tidak pernah menemukan Nawang. Yang pertama kali menemukan Nawang adalah seorang khalif. dan dia telah datang ke awang-awang untuk menjemputnya.
Sang raja dari khayangan lalu menanyakan hal itu kepada Nawang. Nawang meng-iyakan. Lalu, Jaka dipanggil untuk datang ke Pendopo agung.
Singkat cerita, Nawang diperbolehkan menikah dengan Jaka tarub. Sebagai konsekuensinya, Nawang tidak lagi mempunyai kekuatan dan wajahnya akan berubah. Jaka menyanggupinya.
Akhirnya, Nawang menikah dengan Jaka di Pendopo agung. Lalu mereka berdua diturunkan ke bumi. Wajah dan tubuh Nawang berubah total. Tetapi, Jaka tetap setia kepadanya.
Jaka tarub dan Nawang wulan hidup bahagia.
Ditulis oleh
Akhmad Fakhrurroji
Yogyakarta, 2 Juli 2020
Pukul 21.19 WIB
Buku: Lubis Grafura (2011), Jaka Tarub Mencari Cinta, Yogyakarta: Narasi.
Posting Komentar
0 Komentar