Buku Klasik
In the Name of Cleopatra

Cleopatra yang kita kenal adalah Cleopatra VII Philapator. Ia berasal dari dinasti Ptolemy, sebuah dynasti asli Macedonia. Ptolemy I memerintah setelah penaklukan Alexander the Great atas wilayah Mesir.
Ayah Cleopatra adalah Ptolemy XII, seorang raja yang lemah. Ia mengandalkan kekuatan Romawi untuk keamanan wilayahnya. Sebagai gantinya, wilayah Mesir harus membayar upeti kepada Romawi setiap tahun. Begitu juga yang dilakukan oleh Ptolemy XIII selaku penerus tahta.
Ptolemy XIII adalah adik Cleopatra. Namun anehnya, mereka adalah suami-istri. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan dynasti Ptolemy, yaitu menikahkan putra-putri mereka sendiri (incest).
Seorang penasihat raja Ptolemy XIII, yaitu Pothinus mengatakan bahwa Cleopatra harus disingkirkan, karena ia adalah penyebab rakyat Mesir mengalami kelaparan. Akhirnya, Cleopatra dikeluarkan dari istana dan diasingkan ke Syria. Dari sinilah, Cleopatra bertemu dengan Julius Caesar.
Cleopatra-Julius Caesar
Cleopatra bertemu dengan Julis Caesar pada saat pengasingan di Syria. Pada waktu itu, Caesar sedang berdoa didepan Sphinx, dan Cleopatra berada diatasnya.
Cleopatra mendengar doa Caesar dan mengajaknya ke atas Sphinx. Mereka berdua kemudian berkenalan dan mulai mengenal satu sama lain. Pada waktu itu, Caesar sudah berumur lima puluh tahun dan Cleopatra masih dua puluh tahun. Dalam oborlan tersebut, Caesar berjanji akan menjadikan Cleopatra sebagai ratu Mesir kembali.
Pasukan Caesar dari Syria telah sampai Alexandria, lalu mereka menyerang tentara Ptolemy XIII. Kemenangan berhasil diperoleh Caesar dan pasukannya. Penasihat raja Potlemy XIII, Pothinus kemudian dieksuksi. Sedangkan Ptolemy XIII ditemukan tenggelam di sungai Nil dengan jubah emasnya.
Berkat bantuan Caesar, akhirnya Cleopatra berhasil menjadi ratu kembali. Cleoparta didampingi oleh Ptolemy XIV yang tak lain adalah adiknya sendiri. Caesar memang tidak berniat untuk menguasai Mesir. Caesar hanya ingin Mesir menjadi partner Romawi yang diperintah oleh Ptolemy dan Cleopatra.
Setelah menguasaan Alexandria, Julius Caesar tidak kembali ke Roma. Ia tinggal sejenak dengan Cleopatra di Mesir. Mereka beruda berlayar menyusuri sungai Nil dan mampir ke beberapa kota. Dari sinilah, hubungan Caesar dan Cleopatra menjadi sangat intens. Bahkan Cleopatra mengandung anak Caesar, yang kemudian diberi nama Caesarion.
Setelah dibujuk oleh pasukannya, Caesar akhirnya kembali ke Roma. Sebagai kaisar Romawi, Caesar ingin Cleopatra berkunjung ke Roma sebagai sekutu. Tawaran ini tidak disia-siakan oleh Cleopatra. Ia berkunjung ditemani oleh adik sekaligus suaminya, yaitu Ptolemy XIV.
Caesar semakin tergila-gila kepada Cleopatra. Hingga akhirnya Caesar membangun patung Cleopatra di sudut kota Roma. Hal ini yang membuat penduduk Roma marah, karena Cleopatra adalah orang asing, bukan penduduk asli Roma.
Cleopatra memang mumpunyai cita-cita untuk menyatukan Romawi dan Mesir. Itulah mengapa Cleopatra menaruh harapan kepada anaknya Caesarion untuk dijadikan pengganti Caesar di Romawi. Namun apalah daya, Caesar menunjuk ponakannya (ada yang bilang cucunya) sebagai successor-nya, yaitu Octavius.
Ceasar akhirnya mati terbunuh oleh kelompok Brutus dan Cassius. Kelompok ini memang sudah berencana membunuh Ceasar. Mereka kemudian melarikan diri ke Yunani. Namun akhirnya ditumpas oleh panglima Romawi yang bernama Mark Anthony.
Cleopatra-Mark Anthony
Anthony dan Octavius saling berselisih tentang pengganti Caesar. Mereka kemudian memutuskan untuk membagi dua kerajaan, yaitu Octavius yang berkuasa di wilayah Roma (Barat) sedangkan Anthony diwilayah Yunani (Timur).
Cleopatra tidak berhenti untuk mewujudkan cita-citanya untuk menyatukan Romawi dan Mesir. Kali ini ia membujuk panglima Mark Anthony untuk bersanding dengannya. Anthony diajak berkeliling Alexandria dan menghabiskan waktu bersama Cleopatra.
Anthony mulai terpikat oleh rayuan Cleopatra. Hingga akhirnya, Cleopatra melahirkan anak kembar dari hubungannya dengan Anthony, yaitu Alexander Helios dan Cleopatra Selene.
Singkat cerita, Cleopatra membujuk Anthony untuk menyerang Roma yang saat itu masih dikuasai oleh Octavius. Tentara Anthony-Yunani dan Cleopatra-Mesir kemudian mulai berlayar ke Roma.
Pertempuran terjadi di selat sempit Semenanjung Actium. Pertempuran ini terkenal dengan sebutan Bettle of Actium.
Kekuatan armada Octavius lebih kuat. Tentara dari Yunani dan Mesir berhasil dipukul mundur. Cleopatra melarikan diri begitu melihat kapal Anthony terbakar. Cleopatra berpikir bahwa Anthony sudah mati. Padahal kenyataanya tidak demikian.
Anthony dibisiki bahwa Cleopatra telah meninggal. Ia percaya begitu saja, lalu kemudian memutuskan bunuh diri dengan pedangnya. Octavius berhasil memenangkan pertempuran.
Cleopatra Meninggal
Sesudah kematian Anthony, Cleopatra mencoba untuk merayu Octavius dengan memberikan hadiah dan kekayaannya. Namun Octavius bergeming. Ia menerima semua hadiahnya, tetapi tidak untuk negosiasi dengannya.
Octavius berencana akan mengusai Mesir dan memperlakukan Cleopatra seperti budak. Cleopatra akan diarak disetiap sudut kota Alexandria.
Cleopatra yang mengetahui rencana Octavius, kemudian memerintahkan pelayannya untuk menaruh ular kobra di ranjangnya. Cleopatra akhirnya digigit dibagian tangannya. dan dalam sekejap, bisa kobra sudah mampu melumpuhkan Cleopatra.
Kematian Cleopatra menandakan berakhirnya dinasti Ptolemy dan dimulainya kekuasaan Romawi atas Mesir.
Ditulis oleh
Akhmad Fakhrurroji
Yoygkarta, 7 Juli 2020
Buku:
Hans Anders (2020), In the Name of Cleopatra: Kecantikan, Kecerdikan Kekuasaan, Surabaya: Ecosystem Publishing.
Posting Komentar
0 Komentar